Cegah Kanker Serviks Dengan Vaksinasi Di Usia Remaja

Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang terjadi di dalam organ reproduksi wanita. HPV yang merupakan singkatan dari human papillomavirus memainkan peran besar akan terjadinya banyak kasus kanker serviks. Masyarakat luas khususnya wanita membutuhkan pengenalan terhadap kanker jenis ini karena kanker ini termasuk dalam kategori kanker ganas yang sampai saat ini sudah merenggut banyak nyawa wanita.

Ketika seorang wanita terkena HPV maka sistem imun tubuh biasanya mencegah virus tersebut berkembang lebih luas di dalam tubuh. Dalam kasus kanker serviks ini virus HPV bertahan hidup di dalam tubuh selama bertahun-tahun dan akhirnya mengubah beberapa sel pada permukaan leher rahim yang akhirnya menjadi sel kanker. Penyakit ini pada umumnya terjadi pada wanita yang sudah berusia 30 tahun atau lebih.

Namun ada cara ampuh untuk mencegah kanker yang bisa sangat mematikan ini salah satunya yaitu dengan memberikan vaksinasi kanker serviks. Mungkin sampai saat ini masih banyak wanita yang tidak mengetahui bahwa vaksinasi tidak hanya dibutuhkan pada masa kanak-kanak saja karena ada beberapa vaksin yang dibutuhkan remaja atau mereka yang sudah memasuk dalam usia dewasa.

Waktu yang paling danjurkan untuk memberikan vaksin ini yaitu disaat Anda masih masuk dalam usia remaja atau usia yang belum terjadinya kontak seksual seperti mereka yang sudah memiliki suami. Menurut penelitian yang sudah dilakukan, di saat pertama kali melakukan hubungan seksual hingga berusia 20 atau 24 tahun adalah masa di mana wanita sangat rentan terkena infeksi yang merupakan penyebab utama dari terjadinya kanker serviks.

Vaksin pencegah kanker serviks ini terdiri dari dua macam yaitu vaksin Gardasil dan Cervarix yang dapat membantu semua wanita mencegah serangan virus HVP tipe 16 dan juga tipe 18. Tingkat keberhasilan penggunaan vaksin ini sebagai pencegahan kanker serviks adalah 80 bahkan sampai 95 persen. Kedua vaksin yang sudah disebutkan tadi memiliki tugas untuk melatih kekebalan tubuh dengan mengenali sel asing dan kemudian menyerang sel tersebut agar tidak menyerang sel lain.